Penanganan Fraktur
Penanganan Fraktur
A. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak masalah yang berhubungan dengan tali sendi urat, tulang dan persendian. Penyakit pembuluh darah “collagen” diikutkan disini sebab penyakit-penyakit ini menyangkut jaringan ikat yang adalah bagian dari sistem pendukung tubuh.“Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang dan patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks.” (Apley dan Louis,1995; 238).Patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
“Kekuatan dan sudut dari tenaga fraktur,keadaan tulang sendiri, jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi bila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh
ketebalan tulang.” (Sylvia dan Lorraine, 1994; 1183)
“Patah tulang atau fraktur ini juga disebabkan oleh fraktur spontan yang terjadi saat tulang melemah dan fraktur ketegangan yaitu retak-retak halus pada tulang.” (Mervyn dan Harold, 2002; 213).Patah tulang adalah bagian dari keadaan darurat atau medis. Supaya sembuh dengan sempurna, ujung tulang yang patah harus dipertemukan dengan baik, dan tulang diposisikan dengan baik. Jika tulang tidak dipertemukan dengan baik, kesembuhan mungkin tidak akan terjadi atau cacat bias timbul yang memerlukan tindakan pembedahan untuk memperbaikinya. Infeksi dari patah tulang bias dicegah.
“Fraktur bisa merusakkan organ-organ tubuh dan pembuluh darah, sebagaimana kadang-kadang terjadi pada fraktur batok kepala dan tulang rusuk, di mana otak atau paru-paru ikut cedera.” (Mervyn dan Harold, 2002; 213).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah apakah penyembuhan fraktur bermanfaat bagi orang yang terkena patah tulang pada bagian tubuhnya.
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang fraktur, penyebab dari fraktur, gejala yang menyebabkan fraktur, jenis-jenis dari fraktur, dan metode penyembuhan fraktur.
BAB II
FRAKTUR
1. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan, dan sudut dari kekuatan tersebut. Fraktur biasanya sebagai akibat dari jatuh, dari benturan yang tiba-tiba (seperti pada kecelakaan mobil), atau dari kecelakaan yang mencederai.
Patah tulang adalah bagian dari keadaan darurat medis. Supaya patah tulang bisa sembuh maka ujung tulang harus dipertemukan dan diposisikan dengan baik. Apabila tidak diposisikan dengan baik bisa menimbulkan cacat yang memerlukan tindakan pembedahan untuk memeperbaikinya.
2. Penyebab Fraktur
Tulang bersifat rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat dari peristiwa trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang (Fraktur Patologik).
Fraktur akibat peristiwa trauma
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan yang berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran atau penarikan.
• Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat pad tempat yang terkena, jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit di atasnya, penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur kominutif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
• Bila terkena kekuatan tidak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekutan itu, kerusakan jarinagn lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.Kekutan dapat berupa pemuntiran yang menyebabkan fraktur spiral, penekukan yang menyebabkan fraktur melintang, penekukan dan penekanan yang menyebabkan fraktur yang sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupu-kupu berbentuk segitiga yang terpisah, kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang menyebabakan fraktur oblik pendek dan penarikan di mana tendon atau ligamen benar-benar menarik tulang sampai terpisah.
Fraktur kelelahan atau tekanan
Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal yang terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.
Fraktur Patologik
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit Paget).
3. Gejala-gejala Fraktur
Biasanya terdapat cedera diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera. Fraktur tidak selalu di tempat cedera. “Cedera yaitu suatu pukulan pada lutu dapat menyebabkan fraktur pada patela, kondilus femur, batang femur atau bahkan asetabulum.” (Apley dan Louis, 1995; 244). Umur pasien dan mekanisme cedera yang ringan maka itu penting. Kalau fraktur terjadi akibat cedera yang ringan maka dapat dicurigai dari lasi patologik. Memar, nyeri, dan pembengkakan adalah gejala yang sering ditemukan, tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera jaringan lunak.
• Tanda-tanda umum
Tulang yang patah merupakan bagian dari pasien. Penting untuk mencari bukti ada tidaknya yaitu:
1) Syok atau perdarahan.
2) Kerusakan yang berhubungan dengan otak, medulla spinalis, dan visera.
3) Penyebab predisposisi (misalnya penyakit Paget).
• Tanda-tanda lokal
1) Penampilan
Pembengkakan, memar, dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah adalah apakah kulit itu utuh, kalau kulit itu robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera itu terbuka (compound).
2) Rasa
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.
3) Gerakan
Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk merasakan apakah pasien dapat menggerakkan sendi-sendi bagian distal dari cedera.
Fraktur juga dapat mengalami pergeseran yang disebabkan oleh sebagian kekuatan cedera, sebagian oleh gaya berat dan sebagian oleh tarikan otot yang melekat padanya. Pergeseran biasanya disebut dengan istilah aposisi, penjajaran (alignment), rotasi, dan berubahnya panjang.
Aposisi (pergeseran)
Fragmen dapat bergeser ke samping, ke belakang, atau ke depan dalam hubungannya satu sama lain sehingga permukaan fraktur kehilangan kontak. Fraktur biasanya akan menyatu sekalipun aposisi tidak sempurna atau sekalipun ujung-ujung tulang terletak berdampingan dan permukaan fraktur tidak berkontur sama sekali.
Rotasi (puntiran)
Salah satu fragmen dapat berotasi pada poros longitudinal tulang itu tampak lurus tetapi tungkai akhirnya mengalami deformitas rotasional.
Panjang
Fragmen dapat tertarik fraktur terpisah atau dapat tumpang tindih akibat spasme otot, menyebabkan perpendekan tulang.
JENIS DAN PENYEMBUHAN FRAKTUR
1. Jenis Fraktur
Penampilan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alas an yang praktis fraktur terdiri atas beberapa kelompok yaitu:
1) Fraktur lengkap
Tulang benar-benar patah menjadi dua fragmen atau lebih.
• Fraktur Transversal
Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Fraktur ini stabil dan biasanya mudah dikontrol dengan gips.
• Fraktur Oblik
Adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
• Fraktur Spiral yang timbul akibat torsi pada ekstrimitas.
• Fraktur Impaksi
Yaitu jika dua tulang menumbuk ketiga yang berada diantaranya seperti satu vertebra dengan dua vertebra yang lainnya.
• Fraktur Kominutif
Adalah fraktur dengan lebih dari dua fragmen, karena ikatan sambungan pada permukaan fraktur tidak baik, lesi ini sering tidak stabil.
2) Fraktur tidak lengkap
Dalam keadaan ini tulang terpusah secar tidak lengkap dan periosteum tetap menyatu. Pada fraktur greenstick, tulang bengkok atau melengkung (seperti ranting hijau yang dipatahkan) ini ditemukan pada anak-anak yang tulangnya lebih elastis daripada tulang orang dewasa. Reduksi biasanya mudah dan penyembuhannya cepat. Fraktur kompresi terjadi bila tulang yang bersepon mengerut. Ini terjadi pada orang dewasa terutama dalam badan vertebra. Kalau tidak dioperasi seketika itu reduksi tidak dapat dilakukan dan tidak dapat dihindari adanya deformitas sisa.
2. Penyembuhan Fraktur
Biasanya dikira bahwa agar menyatu fraktur harus diimobilisasi. Bukan demikian halnya karena denga beberapa kekecualian, fraktur akan menyatu baik dibebat atau tidak. “Sesungguhnya tanpa suatu mekanisme alami mungkin muncul dalam evolusi.” (Apley dan Louis,1995; 240). Tetapi tidak benar bila dianggap bahwa penyatuan akan terjadi jika suatu fraktur dibiarkan bergerak bebas. Pada beberapa tahap ujung tulang harus relative diistirahatkan dibandingkan dengan yang lain. Tetapi ahli bedah tidak harus mengimobilisasinya secara artifisial. Alam dapat melakukannya dengan kalus dan kalus terbentuk karena bereaksi terhadap gerakan, bukan terhadap pembebatan. Sebagian besar fraktur dibebat, tidak untuk mematikan penyatuan tetapi (1) untuk meringankan nyeri, (2) untuk memastikan bahwa penyatuan terjadi pada posisi yang lebih baik, dan (3) untuk memungkinkan gerakan lebih awal dan mengembalikan fungsi.
Proses perbaikan fraktur beragam sesuai dengan jenis tulang yang terkena dan jumlah gerakan di tempat fraktur. Pada tulang turbuler dan bila tidak ada fiksasi yang kaku, penyembuhan dimulai dalam lima tahap yaitu:
1. Hematoma
Terdapat kerusakan jaringan dan perdarahan pada tempat fraktur, ujung-ujung tulang mati beberapa millimeter.
2. Radang
Sel radang muncul pada hematoma.
3. Kalus
Populasi sel berubah menjadi osteoblas dan osteoklas, tulang yang mati dibersihkan dan tulang yang dirangkai (woven bone) muncul pada kalus.
4. Konsolidasi
Tulang yang dirangkai digantikan oleh tulang lamelar dan fraktur dipersatukan secara kuat.
5. Remodelling
Tulang baru harus dibentuk kembali sehingga mirip dengan struktur normal.
Pada saat kalus tulang akan mengalami remodeling di mana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yang rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai tulang aslinya.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Fraktur atau patah tulang disebabkan karena trauma atau tenaga fisik. Penyembuhan fraktur tergantung pada kondisi yang terjadi pada pasien. Fraktur biasanya juga diikuti dengan cedera dan ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera. Fraktur bisa disembuhkan dengan melalui 5 tahap yaitu hematoma, radang, kalus, konsolidasi, dan remodelling.
2. Saran
Penderita fraktur sebaiknya selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi patah tulang yang terjadi akibat trauma atau karena kondisi fisik dari pasien itu sendiri
A. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak masalah yang berhubungan dengan tali sendi urat, tulang dan persendian. Penyakit pembuluh darah “collagen” diikutkan disini sebab penyakit-penyakit ini menyangkut jaringan ikat yang adalah bagian dari sistem pendukung tubuh.“Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang dan patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks.” (Apley dan Louis,1995; 238).Patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
“Kekuatan dan sudut dari tenaga fraktur,keadaan tulang sendiri, jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi bila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh
ketebalan tulang.” (Sylvia dan Lorraine, 1994; 1183)
“Patah tulang atau fraktur ini juga disebabkan oleh fraktur spontan yang terjadi saat tulang melemah dan fraktur ketegangan yaitu retak-retak halus pada tulang.” (Mervyn dan Harold, 2002; 213).Patah tulang adalah bagian dari keadaan darurat atau medis. Supaya sembuh dengan sempurna, ujung tulang yang patah harus dipertemukan dengan baik, dan tulang diposisikan dengan baik. Jika tulang tidak dipertemukan dengan baik, kesembuhan mungkin tidak akan terjadi atau cacat bias timbul yang memerlukan tindakan pembedahan untuk memperbaikinya. Infeksi dari patah tulang bias dicegah.
“Fraktur bisa merusakkan organ-organ tubuh dan pembuluh darah, sebagaimana kadang-kadang terjadi pada fraktur batok kepala dan tulang rusuk, di mana otak atau paru-paru ikut cedera.” (Mervyn dan Harold, 2002; 213).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah apakah penyembuhan fraktur bermanfaat bagi orang yang terkena patah tulang pada bagian tubuhnya.
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang fraktur, penyebab dari fraktur, gejala yang menyebabkan fraktur, jenis-jenis dari fraktur, dan metode penyembuhan fraktur.
BAB II
FRAKTUR
1. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan, dan sudut dari kekuatan tersebut. Fraktur biasanya sebagai akibat dari jatuh, dari benturan yang tiba-tiba (seperti pada kecelakaan mobil), atau dari kecelakaan yang mencederai.
Patah tulang adalah bagian dari keadaan darurat medis. Supaya patah tulang bisa sembuh maka ujung tulang harus dipertemukan dan diposisikan dengan baik. Apabila tidak diposisikan dengan baik bisa menimbulkan cacat yang memerlukan tindakan pembedahan untuk memeperbaikinya.
2. Penyebab Fraktur
Tulang bersifat rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat dari peristiwa trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang (Fraktur Patologik).
Fraktur akibat peristiwa trauma
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan yang berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran atau penarikan.
• Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat pad tempat yang terkena, jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit di atasnya, penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur kominutif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
• Bila terkena kekuatan tidak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekutan itu, kerusakan jarinagn lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.Kekutan dapat berupa pemuntiran yang menyebabkan fraktur spiral, penekukan yang menyebabkan fraktur melintang, penekukan dan penekanan yang menyebabkan fraktur yang sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupu-kupu berbentuk segitiga yang terpisah, kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang menyebabakan fraktur oblik pendek dan penarikan di mana tendon atau ligamen benar-benar menarik tulang sampai terpisah.
Fraktur kelelahan atau tekanan
Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal yang terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.
Fraktur Patologik
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit Paget).
3. Gejala-gejala Fraktur
Biasanya terdapat cedera diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera. Fraktur tidak selalu di tempat cedera. “Cedera yaitu suatu pukulan pada lutu dapat menyebabkan fraktur pada patela, kondilus femur, batang femur atau bahkan asetabulum.” (Apley dan Louis, 1995; 244). Umur pasien dan mekanisme cedera yang ringan maka itu penting. Kalau fraktur terjadi akibat cedera yang ringan maka dapat dicurigai dari lasi patologik. Memar, nyeri, dan pembengkakan adalah gejala yang sering ditemukan, tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera jaringan lunak.
• Tanda-tanda umum
Tulang yang patah merupakan bagian dari pasien. Penting untuk mencari bukti ada tidaknya yaitu:
1) Syok atau perdarahan.
2) Kerusakan yang berhubungan dengan otak, medulla spinalis, dan visera.
3) Penyebab predisposisi (misalnya penyakit Paget).
• Tanda-tanda lokal
1) Penampilan
Pembengkakan, memar, dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah adalah apakah kulit itu utuh, kalau kulit itu robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera itu terbuka (compound).
2) Rasa
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.
3) Gerakan
Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk merasakan apakah pasien dapat menggerakkan sendi-sendi bagian distal dari cedera.
Fraktur juga dapat mengalami pergeseran yang disebabkan oleh sebagian kekuatan cedera, sebagian oleh gaya berat dan sebagian oleh tarikan otot yang melekat padanya. Pergeseran biasanya disebut dengan istilah aposisi, penjajaran (alignment), rotasi, dan berubahnya panjang.
Aposisi (pergeseran)
Fragmen dapat bergeser ke samping, ke belakang, atau ke depan dalam hubungannya satu sama lain sehingga permukaan fraktur kehilangan kontak. Fraktur biasanya akan menyatu sekalipun aposisi tidak sempurna atau sekalipun ujung-ujung tulang terletak berdampingan dan permukaan fraktur tidak berkontur sama sekali.
Rotasi (puntiran)
Salah satu fragmen dapat berotasi pada poros longitudinal tulang itu tampak lurus tetapi tungkai akhirnya mengalami deformitas rotasional.
Panjang
Fragmen dapat tertarik fraktur terpisah atau dapat tumpang tindih akibat spasme otot, menyebabkan perpendekan tulang.
JENIS DAN PENYEMBUHAN FRAKTUR
1. Jenis Fraktur
Penampilan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alas an yang praktis fraktur terdiri atas beberapa kelompok yaitu:
1) Fraktur lengkap
Tulang benar-benar patah menjadi dua fragmen atau lebih.
• Fraktur Transversal
Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Fraktur ini stabil dan biasanya mudah dikontrol dengan gips.
• Fraktur Oblik
Adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
• Fraktur Spiral yang timbul akibat torsi pada ekstrimitas.
• Fraktur Impaksi
Yaitu jika dua tulang menumbuk ketiga yang berada diantaranya seperti satu vertebra dengan dua vertebra yang lainnya.
• Fraktur Kominutif
Adalah fraktur dengan lebih dari dua fragmen, karena ikatan sambungan pada permukaan fraktur tidak baik, lesi ini sering tidak stabil.
2) Fraktur tidak lengkap
Dalam keadaan ini tulang terpusah secar tidak lengkap dan periosteum tetap menyatu. Pada fraktur greenstick, tulang bengkok atau melengkung (seperti ranting hijau yang dipatahkan) ini ditemukan pada anak-anak yang tulangnya lebih elastis daripada tulang orang dewasa. Reduksi biasanya mudah dan penyembuhannya cepat. Fraktur kompresi terjadi bila tulang yang bersepon mengerut. Ini terjadi pada orang dewasa terutama dalam badan vertebra. Kalau tidak dioperasi seketika itu reduksi tidak dapat dilakukan dan tidak dapat dihindari adanya deformitas sisa.
2. Penyembuhan Fraktur
Biasanya dikira bahwa agar menyatu fraktur harus diimobilisasi. Bukan demikian halnya karena denga beberapa kekecualian, fraktur akan menyatu baik dibebat atau tidak. “Sesungguhnya tanpa suatu mekanisme alami mungkin muncul dalam evolusi.” (Apley dan Louis,1995; 240). Tetapi tidak benar bila dianggap bahwa penyatuan akan terjadi jika suatu fraktur dibiarkan bergerak bebas. Pada beberapa tahap ujung tulang harus relative diistirahatkan dibandingkan dengan yang lain. Tetapi ahli bedah tidak harus mengimobilisasinya secara artifisial. Alam dapat melakukannya dengan kalus dan kalus terbentuk karena bereaksi terhadap gerakan, bukan terhadap pembebatan. Sebagian besar fraktur dibebat, tidak untuk mematikan penyatuan tetapi (1) untuk meringankan nyeri, (2) untuk memastikan bahwa penyatuan terjadi pada posisi yang lebih baik, dan (3) untuk memungkinkan gerakan lebih awal dan mengembalikan fungsi.
Proses perbaikan fraktur beragam sesuai dengan jenis tulang yang terkena dan jumlah gerakan di tempat fraktur. Pada tulang turbuler dan bila tidak ada fiksasi yang kaku, penyembuhan dimulai dalam lima tahap yaitu:
1. Hematoma
Terdapat kerusakan jaringan dan perdarahan pada tempat fraktur, ujung-ujung tulang mati beberapa millimeter.
2. Radang
Sel radang muncul pada hematoma.
3. Kalus
Populasi sel berubah menjadi osteoblas dan osteoklas, tulang yang mati dibersihkan dan tulang yang dirangkai (woven bone) muncul pada kalus.
4. Konsolidasi
Tulang yang dirangkai digantikan oleh tulang lamelar dan fraktur dipersatukan secara kuat.
5. Remodelling
Tulang baru harus dibentuk kembali sehingga mirip dengan struktur normal.
Pada saat kalus tulang akan mengalami remodeling di mana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yang rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai tulang aslinya.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Fraktur atau patah tulang disebabkan karena trauma atau tenaga fisik. Penyembuhan fraktur tergantung pada kondisi yang terjadi pada pasien. Fraktur biasanya juga diikuti dengan cedera dan ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera. Fraktur bisa disembuhkan dengan melalui 5 tahap yaitu hematoma, radang, kalus, konsolidasi, dan remodelling.
2. Saran
Penderita fraktur sebaiknya selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi patah tulang yang terjadi akibat trauma atau karena kondisi fisik dari pasien itu sendiri
Komentar